Diantara Kita

Oleh: Boyke Satria Negara

Masih rasanya seperti anak belasan tahun begitu waktu yang cukup memberi nafas hingga hari ini, mengingatkan pada waktu puluhan tahun yang lewat mengiang-ngiang tentang sebuah lirik lagu entah telah terlupakan atau memang masih ada di hati siapa..?

Dan hari ini ku coba mendendangkan dengan ala kadarnya memang sebelumnya tak pernah lebih dari itu.

diantara kita, siapakah bernyanyi
aku sendiri..
aku sendiri..
diantara kita, sipakah menangis
aku sendiri..
aku sendiri..

menangis dan bernyanyi
bagai cinta tak pernah habis
aku menangis untukmu
aku bernyanyi untukmu
engkau diam
tenggelam
dalam diriku

diantara kita, siapakah mengaduh
aku sendiri..
aku sendiri..
diantara kita, siapakah berdoa
aku sendiri..
aku sendiri..

Dan diantara kita sebenarnya hanya ada satu cinta, tetapi begitu banyak ketak berdayaan. Begitu luasnya keinginan hingga tak cukup dilalui hanya dengan selangkah. Sungguh, jika saja engkau sempat rindu dalam sekejap saja, tentu aku mampu melipat gandakan sampai batas usia mengijinkannya.

Jika saja engkau tetap membiarkan aku sakit, berdoalah agar tetap sehat agar esok hari dapat melanjutkan hiruk pikuk pesta pora bersama para sahabat dan yang engkau kagumi. Cintailah semuanya, seperti mencintaiku sebelumnya saat engkau sendiri dan kesepian. Disaat tak ada lagi kenyamanan bersama siapapun. Disaat acara Televisi membosankan, disaat libur panjang hanya tidur dan kedapur, disaat di saku hanya tinggal kertas-kertas tagihan, disaat pulsa hanya tinggal satu sms, disaat segalanya menjadi hampa.

Andai akhirnya engkaupun jatuh sakit, teleponlah aku. Ceritakan tentang segala hal buruk engkau hadapi, karena diantara kita sebenarnya tidak terjadi apa-apa, hanya kadang aku ingin selalu mendengarkan kabarmu dari jauh walau itu sepatah kata saja.

Lihat (Baca) juga Karya Lainnya:



0 komentar:

Posting Komentar

Prolog

Era tahun 90-an. Kota Negara (Jembrana) bagai atraksi; baca puisi, lomba cipta puisi, musikalisasi puisi, pentas teater, mulai dari desa kedesa sampai ke acara resmi pemerintah daerah.

Kalau dirinci puluhan kelompok sanggar selalu rutin menggelar pentas keseniannya, mulai Sanggar Gardi Loloan, sanggar Prasasti, Teater Kene, Sanggar Susur, Sanggar Pilot, Sanggar
Kenari, Kelompok Pesaji, Teater Hitam Putih, Teater GAR, Padukuhan Seni Tibu Bunter, KPSJ, Bali Experimental Teater, dan banyak lagi yang diam-diam menggelar aktifitasnya sendiri.

Rajer Babat (Rembug Apresiasi Jembrana Bali Barat) Purnama Kapat merupakan wadah kreativitas seniman-seniman muda yang getol menggeluti kesenian modern di kota Makepung, kendati jauh dari hiruk pikuk metropolitan dan serba minimalis. Penyelenggaraan kesenian hanyalah menghandalkan honor nulis puisi, prosa di media setempat.

Kemana-mana, mengajukan proposal atau ijin keramaian misalnya, dilakukan dengan berjalan kaki atau kadang naik sepeda pancal. Kalau ingin naik sepeda motor, harus nunggu teman yang kebetulan mampir atau sekedar mencari keramaian di posko. Tapi, tanpa mengurangi taksu (baca: jiwa) tentunya!

Apresiasi

Kategori


 

dimodifikasi oleh Wendra