Oleh: Wendra Wijaya
kunamakan kau senja
karena terlahir dari rahim langit
menyesap senyap kegersangan
musim purba jiwaku
merekam jejak percakapan burung-burung
: inikah takdir atau kilatan lalu?
di batas waktu yang belum usai
kukirim angin lewat persilangan cahaya
pada celah ranting rapuh tubuhku
dalam kesunyian yang menua
menyangga retak patah kata namamu
lalu siapa yang menyemai malam
menyekat batas percintaan dari keluh
usai percakapan?
maka di penghujung musim
kunamakan kau senja
sebelum tiba upacara perkabungan
usia memekat, dan pekat!
kunamakan kau senja
karena terlahir dari rahim langit
menyesap senyap kegersangan
musim purba jiwaku
merekam jejak percakapan burung-burung
: inikah takdir atau kilatan lalu?
di batas waktu yang belum usai
kukirim angin lewat persilangan cahaya
pada celah ranting rapuh tubuhku
dalam kesunyian yang menua
menyangga retak patah kata namamu
lalu siapa yang menyemai malam
menyekat batas percintaan dari keluh
usai percakapan?
maka di penghujung musim
kunamakan kau senja
sebelum tiba upacara perkabungan
usia memekat, dan pekat!
0 komentar:
Posting Komentar